Friday, December 31, 2010

Inilah Profil Singkat Para Pelatih Klub-klub LPI


Liga Primer Indonesia, bakal segera bergulir 8 Januari ini. Tidak hanya mengampanyekan fair play dan sepak bola bebas APBD, liga ini juga bercita-cita untuk meningkatkan kualitas kompetisi.
Karena itulah, selain mendatangkan para pemain kelas dunia yang bertajuk marquee players, klub-klub yang berkompetisi di ajang ini juga rata-rata mengontrak pelatih papan atas. Berikut profil pelatih di klub-klub yang berlaga di ajang LPI.

1. Aceh United
Pelatih : Lionel Charbonnier (Prancis)
Mantan kiper ketiga timnas Prancis di Piala Dunia 1998 ini banting setir menjadi pelatih usai gantung sepatu. Saat menjadi direktur teknik federasi sepakbola Tahiti, Lionel Charbonnier mengantarkan timnas U-20 negara di kepulauan Karibia tersebut ke Piala Dunia FIFA U-20 tahun 2009. Kini publik Indonesia akan menyaksikan langsung kehandalan pemain juara dunia ini menangani tim peserta LPI yang bermarkas di ujung paling barat nusantara, Aceh United.

2. Bali De Vata
Pelatih : Willy Scheepers (Belanda)
Pelatih asal Belanda Willy Scheepers dipercaya menangani Bali De Vata. Sebelum mampir di kawasan wisata ternama dunia ini, Scheepers tercatat sebagai juru latih klub-klub Eropa, seperti FC Oberwinterthur, FC Kreuzlingen, dan APEP Pitsilia. Jabatan teknis terakhir yang dipegang Scheepers adalah menjadi direktur teknik di liga utama Siprus.
3. Bandung FC

Pelatih : Nandar Iskandar
Nama Nandar Iskandar tidak bisa dipisahkan dari percaturan sepak bola Indonesia. Selain pernah menjadi pemain timnas di tahun 1970-an, Nandar yang identik dengan Persib Bandung ini juga sempat melatih timnas Indonesia pada 1999 hingga 2000. Sebagai pelatih, kiprah Nandar memang tak perlu diragukan. Bandung Raya, Persib Bandung, PKT Bontang, Perseden Denpasar, PSPS Pekanbaru, dan Persiba Bantul pernah merasakan tangan dinginnya.

4. Batavia Union
Pelatih : Roberto Bianchi (Brasil)
Pelatih asal Brazil pemegang paspor Spanyol ini mengantongi sertifikat UEFA PRO pada tahun 2006. Pernah melatih Zamora FC, Roberto Bianchi juga lama berkecimpung di Ciuded de Muscia, Mato Grosso de Sul, Bullense, dan Beijing Guoan FC. Kini Beto melangkah bersama Batavia Union.

5. Bogor Raya
Pelatih : John Arwandi
LPI menjadi pertanda dimulainya debut John Arwandi sebagai pelatih. Sebelumnya, John malang-melintang sebagai staf teknik di sejumlah klub Indonesia. Tercatat pernah menjadi pelatih fisik PS Semen Padang pada 2007, John kemudian dipercaya menjadi asisten pelatih Persikabo Bogor tahun 2008-2009. Kini John bertugas memimpin Bogor Raya meraih sukses di LPI.
6. Cendrawasih Papua
Pelatih : Uwe Erkebrecher (Jerman)
Pelatih asal Jerman ini pernah menangani klub Eropa seperti tim Jerman FC Koln Jugend, FC Carl Zeiss Jena, dan beberapa klub divisi II di Jerman. Dengan pengalaman melatihnya di berbagai klub, Uwe Erkebrecher ingin menjadi bagian dari perubahan sepak bola Indonesia dengan melatih tim Cendrawasih Papua.

7. Jakarta 1928
Pelatih : Bambang Nurdiansyah
Inilah comeback Bambang Nurdiansyah di bangku pelatih setelah menangani klub-klub ternama Indonesia, seperti Pelita Krakatau Steel, PSIS Semarang, serta terakhir Arema Malang. Beberapa kali pula Bambang dipercaya menangani timnas yunior Indonesia di turnamen internasional, seperti Asian Games 2006. Pernah memperkuat timnas Indonesia sebagai pemain selama 11 tahun, Bambang kini menjadi arsitek utama Jakarta 1928.

8. Kabau Padang
Pelatih : Divaldo Alves (Portugal)
Sebelum melatih Kabau Padang, Divaldo Alves berpengalaman menangani tim-tim di Thailand, Malaysia, dan Hong Kong. Bahkan tahun 2009 lalu Alves pernah melatih Persijap Jepara. Sebagai modal utama mengarungi kiprah kepelatihan di Indonesia, Alves membawa serta pengalaman mengikuti pendidikan fisik dan olahraga di Portugal dan memegang sertifikat pelatih UEFA A-Level.

9. Ksatria XI Solo
Pelatih : Branko Babic (Serbia)
Pelatih asal Serbia berusia 63 tahun itu pernah melatih OFK Beograd tahun 2004-05 dan kini menapaj di Ksatria XI Solo. Selain itu, Branko Babic juga pernah melatih tim di beberapa negara seperti di Jepang dan Montenegro. Sebagai pemain, Babic pernah memperkuat klub Jerman Beringen FC tahun 1975-1976.

10. Makassar City
Pelatih : Michael Feichtenbeiner (Jerman)
Michael Feichtenbeiner pernah menjadi managing director Bundesliga divisi dua dan pernah pula melatih klub Malaysia, Selangor MPPJ dan kini di Makassar City. Pelatih asal Jerman ini merupakan pemegang sertifikat pelatih UEFA Pro Coach Licence.

11. Manado United
Pelatih : Muhammad Al Hadad
Muhammad Al-Hadad sudah lama malang-melintang di persepakbolaan nasional. Tercatat Niac Mitra Surabaya pernah dibawanya menjuarai tiga kali Piala Galatama. Selanjutnya, Persijatim dan Persim Maros pernah merasakan kiprah kepelatihannya. Terakhir, Al Hadad menukangi Persita Tangerang tahun 2008 sebelum memutuskan untuk hijrah ke Manado United.

12. Medan Bintang
Pelatih : Rene Van Eck (Belanda)
Rene Van Eck banyak mencicipi pengalaman bermain di sejumlah klub Eropa, seperti Excelsior Rotterdam, FC Den Bosch, FC Nuremberg, FC Wintherthur, SC Kriens, dan FC Lucerne. Gantung sepatu sebagai pemain, Van Eck langsung beralih menjadi pelatih. Setelah meraih sertifikat UEFA Pro Coach Licence, pria asal Belanda ini melatih klub Jerman, Carl Zeiss Jena dan kini di Medan Bintang.

13. Medan Chiefs
Pelatih : Jorg Steinebruner (Jerman)
Sepak bola Asia bukan barang baru bagi Jorg Steinebruner. Pelatih asal Jerman ini berpengalaman melatih sejumlah klub Singapura, seperti Woodland Wellington, Sengkang Punggol, dan Etoile. Mulai tahun 2011 ini, Steinebruner "menyeberang" beradu taktik di persepakbolaan Indonesia bersama Medan Chiefs.

14. Persebaya
Pelatih : Aji Santoso
Tidak ada yang menyangsikan kiprah Aji semasa masih bermain. Posisi bek sayap kiri timnas Indonesia adalah langganannya, begitu juga dengan ban kapten. Reputasi itu yang membuatnya pernah membela klub-klub papan atas tanah air, seperti Arema Malang, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, dan Persema Malang. Sejak 2009, Aji dipercaya menangani Persebaya hingga saat ini.

15. Persema
Pelatih : Timo Scheunemann (Jerman)
Pelatih berdarah Jerman yang fasih berbahasa Indonesia ini pernah bermain di klub college Amerika Serikat, Master Mustangs, dan pada 1997 menjadi pemain Persiba Balikpapan. Setelahnya, Indonesia seakan menjadi tanah air bagi Timo. Memegang lisensi kepelatihan UEFA A sejak 2007 lalu, Timo pernah dipercaya menangani timnas sepak bola putri Indonesia di SEA Games 2008 dan Persema sejak 2010 ini.

16. Persibo
Pelatih : Sartono Anwar
Sartono adalah sosok yang sudah lama dikenal pecinta sepakbola Indonesia. Salah satu pencapaian besar Sartono semasa bermain adalah ketika membawa PSIS Semarang menjadi juara perserikatan 1987 dengan mengalahkan Persebaya Surabaya. Selain melatih Persibo, Sartono juga sempat duduk di bangku asisten pelatih timnas futsal Indonesia pada 2002 silam.

17. Real Mataram
Pelatih : Jose Basualdo (Argentina)
Jose Basualdo pernah mencicipi Piala Dunia 1990 dan 1994 semasa masih bermain membela Timnas Argentina. Usai gantung sepatu, Basualdo menangani Klub Ekuador, Deportivo Quito. Setelahnya, Basualdo menangani sejumlah klub Amerika Latin, seperti Universitario de Deportes, El Porvenir, Cienciano, Santiago Morning, dan Universidad de Santiago FC sebelum akhirnya dipinang Real Mataram.

18. Semarang United
Pelatih : Edy Paryono
Edy Paryono merupakan pelatih yang berpengalaman karena sempat menyerap ilmu dari Ivan Kolev dan Peter Withe ketika menjadi asisten dua pelatih Eropa itu di Timnas Indonesia. Setelahnya, Edy menjadi pelatih PSIM Yogyakarta, PSIS Semarang, Persipur Purwodadi, hingga akhirnya menangani Semarang United pada musim perdana Liga Primer Indonesia.

19. Tangerang Wolves
Pelatih : Paulo Camargo (Brasil)
Di negara asalnya, Brasil, Paulo Camargo dikenal pelatih yang sangat serius dalam menangani tim dan jeli menciptakan pemain berbakat. Salah satu anak didiknya adalah Kaka ketika masih bermain di tim junior Sao Paulo Futebol Clube. Kini, kemampuan tersebut dapat ditularkan ke Indonesia. Kita nantikan siapa pemain muda cemerlang yang dilahirkan Camargo bersama Tangerang Wolves.   (ant/den)

Persema Paksa PSSI Segera Kembalikan Irfan


Manajemen Persema Malang meminta kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) segera mengembalikan Irfan Bachdim karena kompetisi Piala AFF telah usai.
Manager Persema Asmuri, Jumat, menegaskan, upaya untuk mendapatkan Irfan Bachdim, Persema membutuhkan waktu cukup panjang dan banyak hambatan, sehingga tidak etis kalau tiba-tiba ada klub lain yang mengklaim telah merekrut pemain asal Belanda tersebut.

"Kami (Persema) melepas Irfan itu untuk memperkuat tim nasional (timnas) yang berlaga di ajang AFF atas permintaan PSSI. Sekarang, perhelatan kompetisi AFF sudah selesai, maka kami minta Irfan segera dikembalikan ke klub," tegas mantan anggota DPRD Kota Malang tersebut.

Namun, setelah selesai laga Piala AFF 2010, PSSI justru akan memberi sanksi kepada Irfan jika bermain di Liga Primer Indonesia (LPI). Aturan yang diterapkan PSSI tersebut dinilai tidak bijak, sehingga harus dikaji ulang dan PSSI juga harus tahu diri. Oleh karena itu, kata Asmuri, striker yang turut menyumbangkan dua gol bagi timnas itu diharapkan tetap memperkuat klub yang berjuluk Laskar Ken Arok itu.

"Sudah seharusnya PSSI mengembalikan Irfan ke Persema karena kompetisi AFF sudah berakhir," tegas Asmuri.
Secara tegas, Asmuri mengatakan, kalau sampai Irfan lari dari Persema dan bergabung dengan tim lain yang berlaga di Liga Super Indonesia (LSI), maka Irfan terancam denda membayar dua kali lipat dari nilai kontrak jika memutus kontrak secara sepihak dengan klub.

Sampai saat ini Irfan masih terikat kontrak dengan Persema Malang selama satu tahun. "Persema mengontrak Irfan selama satu tahun dan Irfan harus memahami aturan tersebut," tutupnya.  (ant/fjr)

Fabregas Ingin Sekuat Bambang 'Macan' Pamungkas?


Ada-ada saja yang dilakukan Cesc Fabregas dalam akun Twitter pribadinya. Setelah sebelumnya sempat mendukung tim Garuda Merah Putih di Piala AFF Suzuki 2010 lalu, kini ia mulai menyapa penggemarnya di Tanah Air ini dengan kalimat Bahasa Indonesia.


Hanya beberapa jam menjelang perayaan tahun baru 2011 di Indonesia, ia menuliskan sebuah kalimat yang sempat menjadi salah satu slogan biskuit di negeri ini, meski ia mengakui butuh waktu untuk mempelajarinya.

Fabregas menuliskan dalam akun Twitter resminya, @cesc4official, "'semua bisa jadi macan' it took me 10 minuts to learn that! hehehe."

Seperti kita ketahui bersama, kalimat tersebut adalah slogan dari salah satu biskuit yang sempat menggunakan Bambang Pamungkas sebagai bintang iklannya untuk menjaring pesepakbola junior terbaik di negeri ini di 2009 lalu itu.
Lantas hubungannya dengan sepak bola kita? Apa mungkin ia ingin seperti Bepe, atau ingin tampil bersamanya? Kalau begitu tinggal menunggu PSSI saja, siapa tahu federasi sepak bola Indonesia itu bersedia menaturalisasinya.  (bola/fjr)

Pendemo Anti Nurdin Halid Dihadapi Aksi Premanisme

Premanisme kembali mencoreng wajah sepak bola Indonesia. Di tengah hingar bingarnya gelaran final Piala AFF, tindakan kekerasan terjadi pada orang-orang yang menentang bercokolnya Nurdin Halid di singgasana Ketua Umum PSSI.

Seperti dikutip dari detik, salah seorang yang memasang spanduk bertuliskan "Ganyang Nurdin" di laga final Piala AFF lalu harus menjadi korban premanisme sekumpulan orang tak dikenal.

"Spanduk itu sebenarnya telah lama berada di sektor selatan. Ketika Tim Malaysia mendapatkan pengalungan medali, spanduk kemudian kami copot dan kami keluar. Di dekat pintu keluar-masuk bus tim (Pintu Merah GBK, red), di situ juga ada teman-teman yang membentangkan spanduk anti-Nurdin. Ada spanduk saya juga. Setelah 15 menit akhirnya aksi itu selesai. Spanduk sudah digulung dan disampirkan di pundak seperti sajadah," papar Zen RS, seorang suporter pemilik spanduk itu.

"Tapi kemudian ada poster-poster yang disorot oleh kamera televisi lagi. Saya naik ke atas lagi. Berdua dengan kawan, namanya Islah. Persis di atas pintu merah, kita bentangkan sekitar 20 menit. Sambil mimpin orasi dari atas tapi tak terdengar."

"Sekitar 15-20 menit ada lima orang datang. Bubarin orang-orang yang ada di situ. Spanduk dicopot dan saya kena pukul di situ. Itu bahaya, karena saya ada di sudut dan kalau jatuh, tingginya kan 7-10 meter. Saya mendapatkan dua pukulan di leher dan di bawah bibir," paparnya.

Kemudian, Zen menambahkan, ia berlari meninggalkan para pengeroyoknya itu dan akhirnya dipisahkan oleh para polisi yang berada di tribun. Namun, ketika hendak meninggalkan tribun, ia kembali berhadapan dengan sekelompok orang lainnya.

"Ada sekitar lima orang ketika saya hendak turun, mereka mau naik ke atas. Saya dipepet lagi ke tembok. Ada yang mukul kepala--saya melindungi kepala saya. Ada polisi lagi, dan mereka pisahkan lagi," imbuhnya.

Zen sendiri tidak mengenal siapa pelaku insiden tersebut. Dia hanya tahu bahwa orang-orang tersebut memakai baju biasa, layaknya suporter lainnya dan setelah merebut spanduk-spanduk tersebut mereka terlihat masuk ke dalam pintu di dekat Pintu Merah GBK.

Sebelumnya, sempat marak tersiar kabar bahwa ada ratusan suporter bayaran yang ikut mengamankan wibawa Nurdin Halid di ajang tersebut. Suporter yang ditengarai bayaran ini biasanya berseragam kaos merah berlengan hitam. Di bagian belakang bertuliskan Indonesia dan Indonesia Satu. Di lengan kiri terpasang pita kecil berwarna kuning. Rata-rata mereka juga berwajah sangar dan kurang bersimpati dengan supporter lain.

Mereka mulai nampak sekitar pukul 16.00 WIB. Ada kesan suporter "khusus" ini diinstruksikan untuk menjaga kantor PSSI dan para pengurus yang datang. Sebab dari sore hingga pertandingan usai puluhan dari mereka tak beranjak dari depan pagar kantor PSSI.

Saat pertandingan berjalan, sebagian suporter itu menyebar ke tribun-tribun penonton. Selain itu, seperti dikutip dari JPNN, mereka juga melakukan sweeping kepada para penonton yang membawa spanduk yang isinya mengecam Ketua Umum PSSI Nurdin Halid.  (detik/jpnn/den)

Thursday, December 30, 2010

PSSI Harusnya Dukung LPI

Keputusan PSSI untuk menentang berjalannya kompetisi Liga Primer Indonesia banyak mendapatkan kritikan. Menurut pengamat sepak bola, Budiarto Shambazy, PSSI seharusnya mendukung berjalannya LPI ketimbang memusuhinya.


"Setiap warga negara berhak untuk membuat kompetisi. Tak ada alasan PSSI untuk melarang LPI. LPI tak butuh restu PSSI.
Sejak kapan PSSI punya hak untuk melarang. LPI harus didukung," tegas pengamat sepak bola Budiarto Shambazy, seperti dikutip dari detik.

Menurut jurnalis senior ini, LPI bisa jadi sebuah cermin dan pembanding bagi kompetisi ISL, yang merupakan kompetisi bikinan PSSI.

"Supaya orang bisa melihat dan membandingkan kompetisi LPI dengan ISL-nya PSSI. LPI harus jalan sebagai perbandingan bahwa kompetisi bisa menghasilkan pemain-pemain handal, bisa menghasilkan klub profesional, bisa menghasilkan wasit-wasit bagus," imbuhnya.

Sementara itu, menanggapi bergemingnya Ketua Umum PSSI Nurdin Halid yang enggan mundur dari singgasananya, Budiarto mengaku heran. Menurutnya, alasan demokrasi yang dilontarkan Nurdin sama sekali tak masuk akal.

"Dalam sepak bola tidak ada demokrasi. PSSI kan bukan partai politik, tapi organisasi prestasi. Jadi kalau timnas gagal berprestasi, sudah sewajarnya kalau ketua umumnya mundur," tegasnya
"Nurdin Halid sudah memimpin PSSI sejak 2003. Dua periode gagal mempersembahkan satu gelar pun. Kalau sudah delapan tahun tidak mampu, ya tahu diri dong. Mundur," pungkas Budiarto. (detik/den)

Tudingan Besees 'Dicuekin' Peserta LPI

Tudingan Sekretaris Umum PSSI Nugraha Besoes bahwa LPI tak ubahnya banci ditanggapi dingin oleh klub-klub peserta kompetisi yang digagas Arifin Panigoro tersebut. Mereka tetap bergeming dengan keputusan mereka sebelumnya.

Seperti dikutip dari detik, pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann hanya tertawa menanggapi sikap PSSI tersebut. "Biar saja mereka bilang apa," tuturnya.

"Saya belum tahu kalau ada sanksi dari PSSI, namun andaikan ada terus mau diapakan. Saya ini memiliki kontrak dengan Persema, bukan PSSI. Kalau Persema yang menjatuhkan sanksi baru benar, tapi kalau PSSI, rasanya tidak logis," imbuh pelatih berdarah Jerman ini.

Lebih lanjut, Timo menilai LPI merupakan wadah terbaik saat ini untuk memajukan sepak bola di tanah air. Melalui LPI klub diciptakan bisa mandiri tanpa tergantung dengan sumber dana dari APBD.

"Sepak bola jadi tidak profesional, banyak intrik di dalamnya, karena tercampur kepentingan politik. APBD sendiri adalah uang rakyat, yang seharusnya untuk mensejahterakan rakyat," bebernya.
Sementara itu, CEO Bandung FC, M.Kusnaeni menilai bahwa saat ini PSSI sedang kalap. Karena itu, dia merasa tidak perlu menanggapi pernyataan - pernyataan PSSI.

"Terus terang saya bingung, kenapa PSSI sewot banget dengan LPI. Begitu kelihatan kalap. Maka dari itu kami tidak merasa perlu menanggapi. Kami fokus saja ke persiapan tim," ujar pria yang akrab disapa Bung Kus itu. (detik/den)

Nugraha Besoes: LPI Banci!

PSSI semakin meradang dengan sepak terjang Liga Primer Indonesia. Otoritas tertinggi sepak bola Indonesia itu menegaskan tidak akan mengakui keberadaan LPI dan menganggap kompetisi itu tak ubahnya seperti banci.


Seperti dilansir detik, dalam sebuah acara jumpa pers, Sekjen PSSI Nugraha Besoes menunjukkan kemarahannya terhadap pihak penyelenggara LPI.

Meskipun penyelenggar aLPI telah mengirimkan surat resmi pada PSSI, menurut Besoes, LPI tetap telah melanggar kode etik yang sudah dibuat oleh PSSI, AFC dan juga FIFA.

"Kenapa baru keluar surat itu sekarang? Padahal, mereka sudah buat itu sejak lama. Pada intinya PSSI tetap tidak akan mengaku atau bertoleransi dengan kompetisi ilegal atau organisasi tak bernama itu, seperti LPI itu. Aturannya sudah jelas apalagi mereka melibatkan klub-klub yang sebelumnya bermain di ISL," ketus Nugraha.

"Mereka itu seperti banci, karena seperti menikam dari belakang meskipun di suratnya mereka menulis membuat kompetisi ini demi fair play. Tapi yang jelas PSSI akan memberi sanksi tegas kepada tiga klub yang keluar dari Indonesian Super Liga (ISL)," sambungnya.

Lebih lanjut, Nugraha beralsan bahwa dasar PSSI menolak keberadaan LPI lebih kepada persoalan etika dan peraturan perundangan olahraga yang sudah dibuat oleh pemerintah.

"UU no 3 tentang SKN (Sistem Keolahragaan Nasional) Pasal 51 ayat 4, setiap orang atau badan hukum asing dapat menyelenggarakan kegiatan olahraga di indonesia dengan bentuk kemitraan dengan organisasi keolahragaan yang ada," papar Nugraha.

"Pasal 89 ayat 1, setiap orang yang menyelenggarakaan kegiatan olahraga yang tidak bisa memenuhi ketentuan pasal 51 terancam pidana denda 2, tahun dan denda Rp 1 miliar. Jadi itu landasan kita, mengapa kita tidak akan pernah menganggap LPI sebagai kompetisi resmi, mereka kompetisi ilegal," tandasnya. (detik/den)

PSSI Dinilai Jadi Sarang Suap

Nurdin Halid bakal susah dilengserkan dari kursi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia bila menggunakan mekanisme organisasi. "Satu-satunya jalan agar Nurdin turun adalah dengan menggunakan cara-cara non-prosedural," ujar Ketua Umum Persebaya Surabaya versi Liga Primer Indonesia, Saleh Ismail Mukadar, kemarin.


Aksi non-prosedural itu, misalnya, mendesak pemerintah agar membentuk PSSI tandingan. Cara lainnya, ujar Saleh, adalah meminta Aburizal Bakrie membujuk Nurdin agar bersedia lengser secara legawa. Saleh menilai cara kedua paling efektif.

Aburizal Bakrie--kini Ketua Umum Partai Golkar--dan keluarganya dikenal luas sebagai tokoh yang sejak lama memiliki perhatian pada pembinaan sepak bola di Indonesia. Dalam kesempatan menjamu tim Garuda di Piala AFF Suzuki Cup 2010 di rumahnya, misalnya, Aburizal menyumbangkan 25 hektare tanahnya di Jonggol, Bogor, Jawa Barat, untuk PSSI.

Menurut Saleh, ada cukup alasan bagi Nurdin untuk mundur. Sejak Nurdin memimpin PSSI tujuh tahun silam, ujarnya, tidak ada pencapaian yang menonjol. Prestasi tim nasional justru terus merosot. "Peringkat tim nasional di dunia juga makin menurun," kata dia.

Manajer Persema Malang Asmuri sependapat tentang ketakpiawaian Nurdin dalam memimpin PSSI. "Selama dua periode ini, PSSI tak memiliki prestasi cemerlang yang bisa dibanggakan. Di negara lain, pemimpin yang gagal pasti mundur. Malu," ujarnya.

Menurut Asmuri, bila Nurdin Halid tidak juga mundur secara sukarela, ia bisa dilengserkan dalam kongres PSSI, yang akan berlangsung pada April 2011.

Asmuri menyoroti buruknya pola pembinaan yang dilakukan PSSI di era Nurdin, sehingga tidak menghasilkan pemain nasional yang andal. "PSSI tidak melakukan pembinaan pemain usia dini, padahal inilah yang dilakukan di negara yang sepak bolanya maju," ujarnya.

Pola kompetisi yang diselenggarakan PSSI, mulai Divisi Tiga hingga Indonesia Super League (ISL), juga tak profesional. Perangkat pertandingan, misalnya, tidak bekerja secara maksimal. Isu suap pun meruyak.
Indikasi adanya suap, kata Asmuri, berupa pemberian fasilitas dan uang saku oleh tim tuan rumah kepada wasit, hakim garis, serta perangkat pertandingan. Akibatnya, wasit dan perangkatnya tak bisa bertindak adil saat memimpin pertandingan. "Tuan rumah pun bisa pesan agar tendangan penalti dan lain-lain," ujarnya.

Bukti lain PSSI tak profesional adalah mundurnya sejumlah klub dari ISL ke Liga Primer Indonesia, seperti Persema Malang, Persebaya Surabaya, dan PSM Makassar.

Ketua PSSI Jawa Tengah Sukawi Sutarip menyatakan, yang memprihatinkan dari kinerja PSSI di era Nurdin adalah maraknya perbuatan culas dalam kompetisi. Ia prihatin atas merosotnya gengsi juara liga karena prosesnya penuh keculasan. "Kalau menang dengan cara culas, apa yang dibanggakan?"

Sukawi juga mengkritik tingginya biaya penyelenggaraan Liga Super, sehingga memaksa klub menyusu pada anggaran pemerintah daerah, sementara hasil liga hanya dinikmati pengurus PSSI pusat.(tempo)

PSM Makassar Mundur, Sriwijaya FC Kena Getahnya

Mundurnya PSM Makassar dari Liga Super Indonesia membawa dampak bagi klub peserta kompetisi lainnya. Klub yang pernah menghadapi PSM secara otomatis akan mendapatkan pengurangan poin jika mereka menang atau seri melawan tim Makassar itu, salah satunya Sriwijaya FC.


"PSM Makassar kini memilih ikut kompetisi di Liga Primer Indonesia, sehingga poin yang didapatkan SFC dari tim itu dipotong," kata Direktur Teknik SFC Hendri Zainuddin di Palembang.

Klub berjuluk Laskar Wong Kito itu sebelumnya pernah mengalahkan PSM di Stadion Jakabaring Palembang, dan sebelum dipotong, mengantongi sepuluh poin. "Saat ini, poin SFC berubah menjadi tujuh dari semula mengantongi sepuluh poin," jelas Hendri.

Menurut dia, pengurangan poin ini juga dialami klub-klub lain peserta Liga Super Indonesia yang meraih kemenangan atas PSM.

"Selain PSM, dua klub lainnya seperti Persema Malang dan Persibo Bojonegoro juga mengundurkan diri. Jadi akan ada penyesuaian poin bagi klub yang mendapatkan kemenangan dari ketiga klub itu," kata dia.

Sementara pelatih Ivan Kolev mengaku belum tahu dengan pengurangan poin SFC dari sepuluh menjadi tujuh poin. "Saya belum tahu dan belum bisa memberikan komentar," kata Kolev. (ant/fjr)

Rahasia Fahmi Mentahkan Penalti Firman

Penjaga gawang Timnas Malaysia, Khairul Fahmi Che Mat membuka tabir rahasia keberhasilannya menggagalkan eksekusi penalti Firman Utina pada leg kedua final Piala AFF Suzuki 2010 pada Rabu lalu.


Indonesia mendapatkan peluang emas saat di menit ke 18 mendapatkan hadiah penalti, akan tetapi kapten tim, Firman, gagal melakukan tugasnya dengan baik arah tendangannya masih ditebak kiper Malaysia itu.

"Saya memang sudah mengira Firman Utina akan melakukan tendangan ke arah kiri. Ini karena pelatih Rajagopal sejak semula sudah memberitahu saya bahwa Firman senang melakukan tendangan ke arah itu," ujar Fahmi Che Mat di Bandara Soekarno Hatta pada Kamis sesaat sebelum timnya akan bertolak pulang ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Aksi penyelamatan tersebut menjadi aksi gemilang bagi Fahmi yang menyelamatkan penalti Firman pada menit ke-19 dalam pertandingan yang berlangsung ketat.
Khairul yang akrab disapa Apek, mengaku cukup tenang ketika pemain lawan melakukan eksekusi penalti, karena berpegang kepada nasihat Rajagopal.

"Pelatih telah mengkaji tendangan penalti yang dilakukan oleh Firman dan pemain Indonesia yang lain, dan itu jelas membantu saya."

"Saya bersyukur karena dugaan saya tepat, sekaligus mementahkan hasrat Indonesia untuk meraih gol awal karena saya sadar jika mereka unggul, situasi mungkin akan berubah dan memberikan mereka lebih bersemangat untuk bangkit," jelasnya.   (ant/fjr)

PSPS Akui Dekati Mohd Safee

Pernyataan striker Malaysia, Mohd Safee Sali yang menyatakan ketertarikannya bermain di Liga Super Indonesia mulai mendapat sambutan dari beberapa klub tanah air, salah satunya PSPS Pekanbaru.


Pelatih PSPS, Abdurahman Gurning mengungkapkan bahwa manajemen klub telah menghubungi agen striker yang menjadi top skor Piala AFF Suzuki 2010 itu untuk bergabung pada putaran kedua nanti. Bahkan ia mengakui, pendekatan sudah dilakukan sejak fase penyisihan grup.

Saat ini PSPS sedang mengalami krisis di barisan depan, menyusul cederanya M. Isnaini serta batalnya mengontrak seorang striker dari kawasan Asia. Tim Askyar Bertuah kini hanya mengandalkan Herman Dzumafo Epandi saja di lini depan, dan hal itulah yang membuat Gurning dan klubnya merasa perlu mencari tambahan satu striker lagi.

"Manajemen klub sudah memberitahu saya sudah ada pembicaraan dengan agen Safee mengenai kemungkinan dia bergabung dengan PSPS di putaran kedua," ujar Gurning.

Safee memperlihatkan performa bagus sepanjang turnamen sepakbola ASEAN dua tahunan tersebut. Ia mempunyai akselerasi, penetrasi dan akurasi untuk menjebol gawang lawan.

"Dia pemain yang bagus. Gol-gol yang dilahirkan dari Safee menunjukkan kelasnya sebagai striker," pujinya.
"Mengenai bisa atau tidaknya dia datang ke PSPS, semua bergantung dengan kondisi dan situasi di manajemen. Selain itu, kita tidak tahu apakah Safee mau bermain hanya setengah kompetisi," tambah Gurning seperti yang dilansir oleh Goal. (goal/fjr)

Tak Takut Ancaman PSSI, Irfan dan Kim Tetap di Persema

Kepastian nasib Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan karena ancaman PSSI terkait mundurnya Persema Malang dari Liga Super Indonesia akhirnya terjawab sudah, keduanya dipastikan akan memperkuat Persema Malang dan akan mengikuti kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI).


Hal tersebut ditegaskan Pelatih Persema, Timo Scheunemann usai memimpin latihan di Stadion Gajayana Kota Malang, Jawa Timur, Kamis. Timo menjelaskan, bergabungnya Kim ke Persema adalah kehendak pemain yang baru saja resmi menjadi Warga Negara Indonesia itu sendiri, dan bukan berdasarkan paksaan dari manajemen Persema.

"Tidak ada kata paksaan, karena Kim itu pemain profesional, terserah dia mau bermain di klub apa," katanya.
Sementara penyerang Timnas Irfan Bachdim, menurut Timo, karena pemain ini sudah terikat kontrak dengan manjemen Persema, menyusul pemain Persema lainnya juga sudah mengawali tanda tangan kontrak beberapa waktu lalu.

Timo menegaskan, Irfan tidak akan meninggalkan Persema, selain karena sudah kontrak setahun dengan Persema, ia juga berkomitmen, dimana Timo melatih, disitulah Irfan akan bermain. "Saya katakan lagi, soal Irfan, tidak akan meninggalkan Persema," katanya.

Timo menjelaskan, bersedianya Kim dan Bachdim bergabung dengan Persema, maka secara otomatis, keduanya akan bermain di LPI.
"Ini karena Persema sudah menyatakan resmi mundur dari LSI dan siap berlaga di LPI, maka kedua pemain itu harus ikut LPI," katanya.

Terkait ancaman kedua pemain yang tidak bisa memperkuat Timnas jika berlaga di LPI, Manajer Persema Asmuri menegaskan, tidak akan mengkhawatirkannya.

Asmuri beralasan, Bachdim dan Kim sudah terikat kontrak dengan Persema, sehingga apabila mereka membatalkan karena ancaman itu, maka kedua pemain itu terkena pelanggaran administrasi dan wajib mengembalikan nilai kontraknya dua kali lipat. (ant/fjr)

Degradasi dan Sanksi PSSI Menanti Tiga Klub

Tiga klub peserta Djarum Indonesia Super League (ISL) 2010 terancam sanksi terdegradasi ke kompetisi Divisi Utama karena mengundurkan diri dari kompetisi resmi yang digelar oleh PSSI.


Tiga klub ISL yang resmi mengundurkan diri dan akan bergabung dengan kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) itu adalah PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro.

"Surat pengunduran diri telah kami terima. Secara otomatis klub-klub itu akan terdegradasi," kata CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, selain otomatis terdegradasi, apabila klub tersebut bergabung dengan kompetisi ilegal atau di luar PSSI maka akan mendapatkan sanksi organisasi dari federasi sepak bola Indonesia.

Sanksi juga akan diberikan kepada semua yang terlibat mulai dari tim manajemen, jajaran pelatih maupun pemain yang saat ini memperkuat klub tersebut.

"Sanksi pasti akan diberikan bagi yang melanggar. Semuanya telah diatur," katanya menambahkan.
Ia menjelaskan apabila klub-klub tersebut benar-benar pindah ke LPI, kemudian pemain, pelatih dan jajaran manajemen tidak ikut bergabung maka seluruh perangkat klub akan menjadi tanggungan PT Liga Indonesia.

Khusus untuk pemain, kata dia, nanti akan disalurkan ke klub-klub peserta kompetisi di bawah naungan PSSI. Adapun mekanismenya dengan jalan bursa transfer pada pertengahan kompetisi mendatang.

"Kebijakan ini nantinya akan kami sampaikan pada Ketua Umum PSSI beserta EXCO PSSI. Dan selanjutnya akan dirapatkan untuk menentukan kelanjutannya," kata pria asal Ngawi, Jawa Timur itu. (ant/fjr)

Wednesday, December 29, 2010

Firman Tidak Menyangka Jadi Pemain Terbaik

Kapten timnas Indonesia, Firman Utina, tidak menyangka dirinya dinobatkan menjadi pemain terbaik Piala AFF 2010 meski timnas Merah Putih gagal menjadi juara untuk keempat kalinya.



"Sebetulnya saya tidak menyangka mendapatkan predikat pemain terbaik," katanya usai pertandingan final kedua Piala AFF 2010 melawan Malaysia di Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu.

Pemain dengan posisi gelandang dan menjadi pengatur serangan timnas Indonesia itu dinilai memiliki kemampuan lebih dibandingkan dengan seluruh pemain yang turun pada turnamen dua tahunan di tingkat ASEAN ini.

Menurut dia, predikat sebagai pemain terbaik yang diraih baginya tidak begitu penting karena yang lebih penting adalah timnas menjadi juara. Namun, upaya yang dilakukan gagal mengantarkan tim Merah Putih merebut juara Piala AFF 2010.

Pada pertandingan final kedua sebetulnya timnas Indonesia memenangi pertandingan dengan skor 2-1. Hanya saja hasil itu belum mampu membawa Indonesia juara karena pada pertandingan final pertama kalah dari Malaysia dengan skor 0-3 dan total agregat 2-4.

Predikat sebagi pemain terbaik, bagi Indonesia bisa dikatakan sebagai pengobat luka. Karena predikat tersebut hanya satu-satunya yang bisa diraih. Untuk pencetak gol terbanyak diraih oleh striker Malaysia Mohd Safee bin Mohd Sali yang menciptakan total lima gol.

Ditanya hasil tendangan penalti yang dilakukan, Firman mantan pemain Arema Malang itu mengaku hal tersebut adalah sebuah kegagalan karena tidak mampu melaksanakan tugas dengan baik.

Tendangan pinalti Firman Utina mampu ditangkap oleh penjaga gawang Malaysia Khairul Fahmi Bin Che Mat. Kondisi itu membuat pemain lawan lebih semangat dan menciptakan gol terlebih dahulu lewat Safee. Indonesia membalas lewat gol M.Nasuha dan M. Ridwan, sehingga membuat skor akhir menjadi 2-1 untuk tim Merah Putih.(*) (ant/jef)

Timnas Gagal Juara, SBY Sentil PSSI

Kegagalan Indonesia untuk meraih gelar juara Piala AFF membuat gerah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sembari memuji perjuangan para penggawa Garuda Merah Putih, SBY, panggilan akrabnya, meminta PSSI untuk melakukan introspeksi dan evaluasi.


"Saya minta PSSI melakukan evaluasi dalam kajian-kajian agar lebih baik lagi," kata SBY, usai menonton final Piala AFF di Stadion Utama Gelora Bung Karno, seperti dikutip dari Tempo Interaktif.

Sementara itu, SBY mengaku salut dengan perjuangan Firman Utina dan kawan-kawan untuk berusaha mengejar defisit tiga gol mereka. Meski akhirnya gagal menjuarai Piala AFF, menurut SBY, para pemain telah menunjukkan kegigihan mereka dalam berjuang.

"Meskipun kita tidak berhasil (juara) pada malam hari ini. Timnas kita berjuang gigih dengan cetak gol 2-1," kata Yudhoyono.

Dalam laga tersebut, Indonesia memiliki sebuah peluang bagus untuk mengejar defisit gol mereka, kala mendapat hadiah penalti dari wasit. Sayangnya, Utina, yang dipercaya mejadi eksekutor, masih gagal melakukan tugasnya dengan baik. Menanggapi hal ini, SBY tetap bersikap legawa. "Nahas, itupun belum berhasil. Tapi tak apa, timnas Indonesia malam ini bermain gigih dan agresif," kata Yudhoyono.

Lebih lanjut, presiden mengungkapkan rasa optimisnya bahwa Indonesia bakal bisa segera meraih gelar juara. Menurut SBY, permainan yang ditunjukkan para penggawa Garuda Merah Putih di ajang ini merupakan sebuah awal yang baik bagi kebangkitan prestasi timnas kita.

"Saya yakin dengan dukungan masyarakat, timnas Indonesia suatu saat nanti bisa jadi juara," tandasnya. (ti/den)

Enggan Disalahkan, Nurdin Halid Terus Berkelit

Nurdin Halid memang pandai berkelit. Tatkala sebagian besar orang menyatakan bahwa kekalahan timnas di kandang Malaysia disebabkan olehnya, Nurdin justru menuding teror yang dilancarkan pihak Malaysia sebagai penyebab utama kegagalan mereka.


Seperti dilansir dari detik, Nurdin terus bersikeras bahwa ulah tidak sportif pihak Malaysia seperti laser dan serbuk yang membuat gatal para pemain Indonesia merupakan penyebab kekalahan Indonesia, tiga gol tanpa balas di Bukit Jalil, 26 Desember lalu.

"Jadi memang ada hal yang teman-teman pers tidak tahu, bahwa sebetulnya timnas kita itu dari awal sudah dapat teror. Sejak dari awal latihan, menunggu bus sangat lama. Saya sampai maki-maki petugasnya," tutur Nurdin.

"Begitu kita tiba di tempat latihan, di muka gawang itu ditaburkan sesuatu serbuk yang membuat kiper kita gatal-gatal. Tapi saya belum tahu apa itu. (Asisten Pelatih) Widodo C Putro dan dokter bilang, serbuk itu menciptakan alergi, apalagi sampai bengkak-bengkak di Markus."

Puncaknya, lanjut Nurdin, saat pertandingan penonton Malaysia mengganggu timnas dengan sinar laser. Politisi Golkar ini mengatakan bahwa hal tersebut

sudah diantisipasi jauh-jauh hari dengan menyampaikan ancaman pada otoritas Malaysia, bahwa Indonesia tidak mau bertanding atau menghentikan laga jika ada laser.

"Sebetulnya kemarin, karena Bapak Presiden menonton (dari Cikeas) dan melihat betul sinar laser itu, beliau langsung menelepon Menpora, dan Menpora langsung beritahu saya untuk protes. Dan itu telah saya lakukan," pungkas Nurdin. (detik/den)

Rio Ferdinand Ucapkan Selamat Pada Malaysia

Prestasi Malaysia menjuarai Piala AFF 2010 ini tak luput dari perhatian Rio Ferdinand. Pemain Manchester United menyampaikan apresiasinya atas prestasi tim berjuluk Harimau Malaya ini melalui akun Twitter-nya.

“Congratulations 2 Malaysia who beat Indonesia in the Suzuki cup final. I played against Malaysian u23 team 18months ago, quite a good team,” tulis Ferdinand.


Ferdinand sendiri sebelumnya sudah sering menyinggung masalah gelaran Piala AFF tahun ini dalam postingnya di akun Twitternya, @rioferdy5. Sebelum pertandingan ini, Ferdinand bahkan sempat memberi semangat pada Timnas Indonesia untuk bisa meraih gelar juara di ajang ini.

Selain Ferdinand, ada beberapa bintang sepak bola lain yang menaruh perhatian khusus terhadap ajang ini. Dua nama di antaranya adalah Cesc Fabregas dan Ryan Babel. Dua pemain yang merumput di Liga Inggris ini sempat memposting dukungan mereka pada para penggawa Garuda Merah Putih untuk bisa meraih prestasi puncak di ajang ini. (bola/den)

Presiden Juga Bangga Dengan Tim Garuda

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan apresiasi terhadap perjuangan dan kerja keras pemain tim nasional Indonesia setelah mengalahkan Malaysia 2-1 pada pertandingan kedua final Piala AFF di Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu malam.


Walaupun belum berhasil menjadi yang terbaik di Asia Tenggara, namun tim nasional telah menunjukkan semangat bertanding, kata Yudhoyono yang disampaikan Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha di Jakarta, usai pertandingan tersebut.

"Presiden sangat mengapresiasi perjuangan tim nasional kita dan berterima kasih kepada seluruh anggota timnas dan pelatih," kata Julian.

Ia menjelaskan hal tersebut disampaikan Kepala Negara kepada para pemain dan ofisial seusai pertandingan.

Dalam laga final kedua di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, timnas berhasil mengalahkan kesebelasan Malaysia dengan skor 2-1 namun kalah agregat 4-2 karena saat bertanding di Kuala Lumpur menelan kekalahan 3-0.

Walaupun timnas gagal meraih piala AFF untuk pertama kalinya, namun ribuan suporter memberikan apresiasi kepada Firman Utina dan kawan-kawan berupa acungan jempol dan tepuk tangan saat mereka meninggalkan Stadion Gelora Bung Karno dengan menggunakan bus usai pertandingan. (ant/fjr)

Punggawa Garuda Bangga Dengan Suporter Indonesia

Punggawa tim nasional Garuda Merah Putih menyatakan rasa terima kasih dan penghargaan mereka terhadap dukungan suporter Indonesia yang tak kenal lelah mendukung mereka, meskipun pada akhirnya Malaysia lah yang keluar menjadi juara di Piala AFF Suzuki 2010 ini.


Irfan Bachdim menyatakan apresiasinya terhadap suporter dan rasa bangganya menjadi orang Indonesia. "Saya sangat bangga dengan suporter Indonesia! Kalian luar biasa! Sungguh suporter terbaik di seluruh dunia. Saya bangga dengan kalian semua dan bangga menjadi orang Indonesia," kata Irfan dalam akun Twitternya, @IrfanBachdim10, yang ia sampaikan dalam Bahasa Inggris tersebut.

Irfan juga menegaskan bahwa Indonesia masih yang terbaik daripada Malaysia yang menjadi juara Piala AFF Suzuki 2010. "Kami mengalahkan mereka dua kali. Itu belum cukup untuk memenangkan piala. Tapi kami yang TERBAIK dalam turnamen ini. Dan pendukung kami mereka yang terbaik," jelasnya.

Sementara Arif Suyono, juga dalam akun Twitternya lebih menyoroti rasa persatuan yang terjadi saat para suporter memadati Gelora Bung Karno. "Bisakah kita bersaudara seperti di GBK," kata Arif di akun Twitter resminya, @arifsuyono.

"Aku rindu persaudaraan di GBK, di mana tawa pemimpin kita dan pedagang asongan melebur jadi satu. Sesuai semboyan bangsa, Bhineka Tunggal Ika."

"Kita bisa lihat tawa pedagang asongan dan pemimpin kita bersama-sama di GBK, ini namanya satu bangsa. Aku rindu persaudaraan di GBK," terang pemain yang akrab disapa Keceng ini dalam akun Twitter yang avatarnya menggunakan salah satu wallpaper kreasi tim BOLA.NET itu.

Ahmad Bustomi yang bermain apik dalam final kedua itu mengungkapkan bahwa semuanya sudah ditentukan Tuhan Yang Maha Esa, meski ia dan para punggawa Garuda sudah berjuang maksimal. "Sebagai manusia kita sudah berusaha & berdoa tapi tetap Allah yang menentukan! Terima kasih semuanya aku bangga menjadi orang INDONESIA," tegasnya dalam akun @Bustomi_19. (bola/fjr)

Riedl Masih Dipertahankan PSSI

Meski gagal mengantarkan Indonesia menjadi juara Piala AFF Suzuki 2010, akan tetapi PSSI tidak akan menghentikan kontrak pelatih Alfred Riedl.

Hal itu dijelaskan sendiri oleh Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid usai laga final ke dua yang berakhir kemenangan 2-1 Indonesia dari Malaysia itu.

"Tak ada hubungannya gagal, lantas Riedl dipecat. Masa depan Riedl masih dipertahankan," kata Nurdin, di Stadion Utama Gelora Bung Karno usai pertandingan yang membuat Malaysia menjadi juara karena unggul agregat 4-0 atas Indonesia itu.

"Saya lihat, segala upaya dan daya telah dilakukan Riedl sepanjang Piala AFF. Namun, ya hasilnya ini," jelasnya.

Menanggapi pernyataan Ketua PSSI itu, Alfred Riedl menuturkan bahwa ia pasrah dan bergantung pada pengurus meskipun kontrakya masih berakhir di 2012 nanti.

"Saya hanya karyawan. Kalau bos bilang masih diperpanjang, ya saya tak bisa bilang apa-apa. Kontrak saya masih 16 bulan lagi," kata pelatih asal Austria itu dalam jumpa pers usai pertandingan.

"Namun, di dalam sepak bola apapun bisa terjadi. Saya tidak bisa menentukan nasib."

"Bisa jadi, mungkin dua bulan ke depan saya sudah tidak melatih Indonesia lagi," jelas Riedl. (bola/fjr)

Mohd Safee Jadi Top Skor

Striker timnas Malaysia, Mohd Safee bin Mohd Sali tampil menjadi pencetak gol terbanyak gelaran Piala AFF 2010 dengan raihan lima gol.


Dari lima gol yang dihasilkan oleh pemain dengan nomor punggung 10 itu, tiga di antaranya disarangkan ke gawang timnas Indonesia. Sedangkan dua gol lainnya disarangkan ke gawang Vietnam.

Pada pertandingan final kedua Piala AFF 2010 di Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu, Mohd Safee mampu mencetak satu gol ke gawang Markus Haris Maulana tepatnya pada menit 53.

Dua gol lagi yang diciptakan oleh pemain yang saat ini memperkuat Selangor FC ke gawang Indonesia terjadi pada final pertama Piala AFF 2010 di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/12) dengan skor akhir 3-0.

"Saya sebetulnya tidak menargetkan menjadi pencetak gol terbanyak. Sebagai striker saya hanya ingin mencetak gol saja," katanya usai pertandingan final kedua Piala AFF 2010.

Menurutnya, kesempatan mencetak gol memang terlambat. Dia baru bisa mencetak gol setelah pertandingan semifinal melawan Vietnam. Dengan mampu menciptakan pada pertandingan krusial itu, dia mengaku lebih percaya diri.

Dua gol ke gawang Vietnam mampu membawa timnya lolos ke final Piala AFF untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 1996 yang pada saat itu masih bernama Piala Tiger, Malaysia kalah dari Thailand.

"Ini adalah tugas. Jadi saya harus maksimal. Hasil ini saya persembahkan khusus kepada keluarga," kata Safee.

Meski kalah 1-2 dari tuan rumah Indonesia di final kedua di Gelora Bung Karno, Jakarta, anak asuh Khrishnasamy Rajagobal tetap berhak menyandang juara Piala AFF 2010 karena unggul dengan agregat 4-2.

Predikat juara yang diraih oleh Safiq bin Rahim dan kawan-kawan pada tahun ini merupakan yang pertama sejak kejuaraan digelar. Sebelumnya juara turnamen yang dulunya bernama Piala Tiger itu adalah Vietnam. (ant/fjr)

Nurdin Tolak Mundur

JAKARTA-Indonesia kembali gagal merebut juara. Namun, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menolak untuk mengundurkan diri dari jabatannya.


"Saya tidak akan mundur jika ditekan seperti ini. Nanti akan ada evaluasi soal kegagalan merebut juara. Sepak bola jangan dipolitisasi," cetusnya di Jakarta, Rabu (29/12).

Ia menambahkan, Skuat 'Merah Putih' akan mendapat bonus tambahan karena berhasil memenangi leg kedua. Namun, Nurdin belum mau menyebutkan berapa besar bonus tersebut.

"Akan ada apresiasi atas kemenangan Indonesia. Tetapi, jumlahnya belum bisa ditentukan karena masih harus dibahas lagi," ujarnya. (OL-9/MediaINdonesia)

Riedl Tetap Bangga Dengan Anak Asuhnya

Pelatih tim nasional Indonesia Alfred Riedl memuji penampilan para pemain timnas yang luar biasa pada pertandingan final kedua AFF Suzuki Cup 2010 melawan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu malam.

"Tertinggal lebih dulu dan pemain mampu menyamakan kedudukan hingga akhirnya menang, mereka hebat. Tapi memang kami tidak merebut gelar musim ini," kata Alfred usai laga.

Ia mengatakan pemain juga tampil disiplin sampai akhirnya dapat merebut kemenangan 2-1 meski Timnas Indonesia gagal merebut gelar AFF Suzuki Cup 2010.

Disingggung kontraknya sebagai pelatih, Alfred mengatakan bahwa dirinya hanya karyawan dan hal itu bergantung pada PSSI.

Malaysia mengukir sejarah baru untuk pertama kalinya merebut trofi dengan kemenangan agregat 4-2. Di final pertama, Harimau Malaya menang 3-0.

Malaysia lebih dulu mencetak gol lewat kaki Mohd Safee Salee di menit 54. Indonesia mampu membalas dengan gol yang dicetak oleh Mohammad Nasuha di menit 72 dan mampu berbalik unggul lewat tendangan keras Muhammad Ridwan yang menembus gawang Malaysia di menit 88.

Sementara itu pelatih Malaysia K Rajagobal bahwa Malaysia layak merebut gelar. Menurut Rajagobal, timnya memang kalah 1-5 pertemuan pertama lawan Indonesia dalam penyisihan grup, tapi mereka mampu bangkit dan memperbaiki kesalahan.

"Itu kesalahan individu. Kami bangkit mengalahkan Laos dan selanjutnya menyingkirkan Vietnam sebagai juara bertahan," katanya.

Disinggung naturalisasi pemain, ia mengatakan programnya adalah mengutamakan untuk pemain nasional dapat lebih banyak tampil. "Mungkin ada kebaikan atau tidak atas program itu," kata pelatih yang sukses merebut medali emas SEA Games cabang sepak bola. (ant/fjr)

Firman Raih Gelar Pemain Terbaik

Meski gagal menjadi juara, Indonesia mendapatkan gelar hiburan, kapten timnas Indonesia, Firman Utina meraih gelar pemain terbaik di ajang AFF Suzuki Cup 2010.

Atas keberhasilannya itu, Firman berhak memperoleh hadiah uang senilai 10.000 dolar AS. Sementara pencetak gol terbanyak direbut Mohd Safee Salee dari Malaysia dengan 5 gol.

Dalam laga final kedua ini, Firman harus keluar di babak kedua, dan digantikan Bambang Pamungkas. Pemain kelahiran Manado 29 tahun lalu ini berperan besar bagi tim Garuda Merah Putih sejak babak penyisihan grup hingga final, meski ia sempat gagal melaksanakan tugasnya saat menjadi algojo penalti di menit ke 18 babak pertama.

AFF menilai Firman mampu tampil memotivasi rekan-rekannya dengan baik. Dengan posisinya sebagai gelandang serang ia mampu memberikan umpan matang untuk pemain lini depan. Dua gol dan beberapa assist ia bukukan dalam penampilannya sepanjang turnamen ini.

Pemain ini pernah bermain di klub Persma Manado, Persita Tangerang, dan Arema Malang. Ia juga telah memperkuat tim nasional sepak bola Indonesia dan terpilih sebagai Pemain Terbaik pada pertandingan Indonesia melawan Bahrain di Piala Asia 2007.

Ia juga sempat mengantarkan Arema Malang menjuarai Copa Dji Sam Soe dan terpilih menjadi pemain terbaik pada turnamen tersebut.

Dalam laga final ini, Timnas sepak bola Indonesia gagal merebut gelar AFF Suzuki Cup setelah hanya menang 2-1 atas Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu. (ant/fjr)

"Teriakan" Nurdin Turun Membahana Dimana-mana

Kemenangan 2-1 tim nasional Indonesia atas tim nasional Malaysia tak membuat Indonesia menjadi juara Piala AFF 2010. Hasil itu membuat kecewa sebagian suporter timnas Indonesia.


Untuk melampiaskan kekecewaannya itu, sebagian suporter meneriakkan yel-yel mengecam pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Dari pantauan VIVAnews, para suporter melampiaskan kekesalannya di dekat pintu X Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Mereka mendesak Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mundur dari jabatannya.

"Kami dukung timnas, tapi tidak untuk pengurus PSSI yang sekarang," kata Husain, salah seorang demonstran, dalam aksi itu di Senayan, Jakarta, Rabu 29 Desember 2010.

Jumlah suporter yang menggelar aksi unjuk rasa ini berjumlah ratusan dan terus bertambah. Dalam aksinya mereka membawa berbagai spanduk sambil meneriakkan yel-yel 'Nurdin mundur, Nurdin mundur, Nurdin mundur'.

Aksi menentang Nurdin Halid ini sendiri juga terpasang dalam bentuk spanduk di Gelora Bung Karno. RCTI, penyiar resmi pertandingan, sekali waktu menyoroti sebuah spanduk bertuliskan "Ganyang Nurdin."

Sementara itu, sejak pukul 21.30, "NURDIN TURUN" menyelusup ke jajaran trending topic. Masuknya topik ini membuat malam ini enam dari sembilan trending topic berkaitan dengan pertandingan final leg kedua Piala AFF antara Indonesia melawan Malaysia malam ini.

Indonesia gagal menjadi juara Piala AFF 2010 meskipun menang 2-1 atas Malaysia dalam pertandingan kedua di SUGBK tadi. Indonesia kalah agregat 2-4 dari Malaysia. Karena dalam laga final pertama yang digelar di Malaysia Indonesia kalah dengan skor 3-0. (hs/vivanews)

Ridle Siap Di Pecat

Pelatih tim nasional Indonesia, Alfred Riedl, mengaku siap menerima keputusan apa pun, termasuk pemecatan dari PSSI, setelah timnya kalah agregat 2-4 (0-3, 2-1) dari Malaysia pada babak final, 26 dan 29 Desember 2010.


"Saya hanya karyawan. Ketua umum bilang hari ini saya dipertahankan, besok saya juga bisa dipecat. Selama saya yang bertanggung jawab mengenai hal-hal teknis, itu urusan saya. Lagi pula, kontrak saya masih 16 bulan," beber Riedl seusai pertandingan, Rabu (29/12/2010).

Pada laga final kedua di Stadion Gelora Bung Karno, Indonesia sempat tertinggal akibat gol Mohd Safee pada menit ke-54. Namun, Indonesia mampu membalik meja berkat gol Muhammad Nasuha pada menit ke-73 dan Muhammad Ridwan pada menit ke-85. (KompasBola)

Malaysia Juara Piala AFF 2010, Congratulation Malaya


Meskipun kecewa dengan hasil ini, kami segenap SUPPORTER INDONESIA percaya,bahwa kekalahan adalah kegagalan yang tertunda, masih banyak hal yang perlu di benahi dari sistem Kompetisi di Indonesia,mulai dari pengurus, pemain, Wasit dan Supporter.

Haturkan rasa selamat atas Team Harimau Malaya atas kemanangan yang di raih pada Piala AFF 2010, kalian memang layak menjadi yang terbaik di Asia tenggara untuk tahun ini, kegagalan 5-1 atas Indonesia di laga pertama babak penyisihan Group tidak membuat kalian putus asa, justru hal tersebut menjadikan kalian banyak belajar dan bagaimana menjadi yang terbaik hingga sekarang akhirnya menjadi juara.

Semoga hubungan INDONESIA dan MALAYSIA akan abadi

Team kami (INDONESIA) sudah berusaha menjadi yang terbaik, tapi memang, Euforia yang berlebihan banyak di manfaatkan Elit Politik untuk meraih ketenaran, Sungguh jika memang niat tidak di awali dengan rasa Ikhlas menjadikan itu bumerang bagi INDONESIA,tidak mudah kami menerima kekalahan ini, namun dengan segenap upaya kami akan menerima kekalahan ini sebagai cambuk agar INDONESIA lebih baik ke depan, memperbaiki sistem dan iklim kompetisi yang lebih baik.


Belajar dan terus belajar adalah kunci untuk berlapang dada, tak lagi kami pikirkan bagaimana kecurangan-kecurangan yang terjadi di Lapangan, seperti tindakan Sinar LASER, memang itulah bagian dari dimensi Sepak Bola(Bola Sepak) selalu ada hambatan untuk menuju Fair Play.

Ketidakbecusan pengelolaan Tiket adalah bagian dari Jalan terjal menuju sebuah kesuksesan, berat rasanya meraih Trofi Piala jika masih saja Indonesia memiliki kepengurusan yang tidak baik, semoga ke depan Bangsa ini akan lebih dewasa dan Profesional bagaimana menerima sebuah kekalahan, tidak mengkambing hitamkan Laser dan lain sebagainya, Kalah adalah kalah dan menang adalah menang, sekali lagi Selamat Untuk Saudara Ultras Malaya dan Rakyat Malaysia, kekalahan ini semoga tidak menjadikan kita musuh, kita saudara serumpun. Salam Damai SUPPORTER untuk Ultras Malaya, Bravo Sepak Bola Asia tenggara. (www.supporter-indonesia.com)









Garuda Menang Meski Tak Juara

Meski mampu menang 2-1, namun tim Indonesia harus memberikan Piala AFF Suzuki 2010 kepada Malaysia karena mereka lebih unggul dengan agregat 2-4.

Ketertinggalan agregat tiga gol mau tak mau harus membuat tim Garuda Merah Putih menekan Harimau Malaya itu sejak menit-menit awal babak pertama.

Berkali-kali menekan, Indonesia akhirnya mendapatkan peluang emas mereka di babak pertama ini. Pada menit ke 18, wasit asal Australia, Peter Daniel Green menunjuk titik putih saat Mohd. Sabre terlihat menyentuh bola di kotak penalti Malaysia. Sangat disayangkan Firman Utina yang menjadi algojo penalti itu gagal menyelesaikan tugasnya, bola tendangannya yang mengarah ke kiri masih bisa dibaca kiper Malaysiam Khairul Fahmi.

Malaysia malah bangkit usai penalti tersebut, mereka sempat membuat Markus harus kalang kabut menyelamatkan gawangnya. Beruntung kiper nomor satu Indonesia itu mampu menepis tendangan Mohamad Ashari.

Di menit-menit akhir babak pertama, Indonesia tetap mendominasi jalannya pertandingan dan sempat membahayakan gawang Malaysia melalui beberapa kemelutnya, akan tetapi finishing yang kurang baik dari Cristian Gonzales, Ahmad Bustomi dan pemain Garuda Merah Putih lainnya, hingga babak pertama usai gol pun tak kunjung tercipta.

Indonesia tidak mengendurkan serangan mereka di awal babak ke dua, akan tetapi Malaysia malah menerapkan sistem bertahan total dan mengejutkan publik Gelora Bung Karno dengan gol mereka.

Malaysia pun mampu menambah keunggulan agregat mereka menjadi 4-0 melalui serangan balik Safee Salee di menit ke 53. Sang top skor sementara itu mengakhiri serangan baliknya dengan tendangan keras ke sisi kanan gawang Indonesia yang tak mampu diantisipasi Markus. Skor 0-1 untuk Malaysia dan bagi Safee ia kini melengkapi perolehan golnya menjadi 5 gol dalam turnamen ini.

Indonesia mencoba bangkit meski terlihat sedikit frustasi, seperti yang dilakukan Firman dengan tendangan spekulasinya. Di menit ke 55, kapten tim Garuda itu melesakkan tendangan keras jauh di luar kotak penalti yang masih mengarah tepat dalam genggaman Fahmi.

Alfred Riedl pun langsung menarik kapten tim yang terlihat sedikit frustasi itu, ia langsung menarik Firman semenit usai peluang tersebut dan menggantinya dengan Eka Ramdani. Tak hanya itu, Riedl pun memasukkan Bambang Pamungkas untuk menggantikan Irfan.

Indonesia mulai memperkecil ketertinggalan mereka saat penetrasi cantik Ahmad Bustomi di menit ke 68 ia akhiri dengan tendangan keras yang masih bisa ditahan kiper Malaysia. Beruntung bola muntah masih mengarah kepada Mohamad Nasuha yang langsung menghujamkannya ke gawang Harimau Malaya itu tanpa mampu dibendung oleh Fahmi. Skor berubah 1-1, dan agregat juga berubah 1-4 untuk tim tamu.

Indonesia terus pantang menyerah untuk mengejar agregat tersebut. Muhammad Ridwan akhirnya memperkecil agregat menjadi 2-4 melalui tendangan kerasnya dari luar kotak penalti. Skor pun berubah menjadi 2-1 untuk kemenangan Indonesia.

Semenit sebelum laga usai, Indonesia sempat mendapatkan peluang emas melalui tendangan bebas cantik Bambang Pamungkas. Sayang Fahmi lagi-lagi menjadi penghalang bagi tim Garuda untuk mencetak gol, dan kedudukan 2-1 pun tak berubah hingga wasit Peter Daniel meniup peluit panjang tanda laga usai. (bola/fjr)

Keluarga Ahmad Bustomi Yakin Timnas Juara

Keluarga besar pemain Tim Nasional Indonesia Ahmad Bustomi, optimistis Tim Garuda akan menjuarai Piala AFF 2010, dan memenangkan secara telak pertandingan saat melawan Tim Malaysia, Rabu malam.

Ibu Bustomi, Sarmiati yang ditemui di rumahnya Desa Kepuharjo, Malang Rabu mengatakan, meski tidak ada firasat dan tidak bermimpi mengenai juara, namun dia tetap optimisti tim Merah Putih akan mampu juara dan menaklukkan Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta.

Menurut Sarmiati, dirinya tidak henti-hentinya memanjatkan doa untuk anaknya dan untuk Timnas Indonesia agar mampu menjadi juara.

"Saya dan bapak tidak henti-hentinya kalau berdoa, dan semoga Bustomi menjadi yang terbaik ketika membela timnas," ucapnya, berharap.

Ia memprediksi, Timnas akan mampu menaklukkan Malaysia dengan skor minimal 4-0 dan maksimal 5-0. "Itu harapan saya, dan semoga timnas mampu memberikan yang terbaik untuk rakyat Indonesia," ujarnya.

Seperti biasanya, dia juga akan menggelar acara nonton bareng final kedua Piala AFF 2010 bersama masyarakat di kampungnya Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.

Ayah Ahmad Bustomi, Jumari mengatakan, seluruh keluarga, kerabat, teman dan warga desa akan beramai-ramai menggelar nonton bareng laga final tersebut.

"Seluruh anggota keluarga akan datang ke sini dan akan menggelar nonton bareng di depan rumah dengan menggunakan layar lebar," katanya.

Dia berharap acara nonton bareng tersebut, secara tidak langsung bisa memberikan motivasi dan semangat kepada anaknya yang sedang membela timnas berlaga melawan Malaysia.

Selain itu, dia juga berharap agar Bustomi tidak terkena kartu kuning selama pertandingan berlangsung. "Biasanya, setiap Bustomi bermain, hati saya selalu deg-degan dan pikiran saya merasa tidak tenang," ujarnya. (ant/den)

Selebritis Teriak Garuda di Dadaku!

Tinggal satu laga terakhir untuk menentukan status Indonesia di titik kemenangan. Dukungan datang dari berbagai pihak untuk menyemangati timnas minimal dengan mencetak empat gol di laga hidup-mati meraih gelar juara ASEAN.


Dukungan pun juga datang dari kalangan selebritis yang tak henti nge-tuit di Twitter land mendukung timnas Garuda. Yuk kita lihat siapa saja selebritis yang berteriak dukung Indonesia:

"Support Timnas .. We can do it tonight !!! #GarudaFightsBack," support Jennifer Bachdim yang rela datang ke Indonesia untuk mendukung kekasihnya, Irfan Bachdim.

Sementara Desta dengan semangat 45 berteriak: "Kita percaya kita bisaaaa!! INDONESIA BISAA!! GARUDA DI DADAKU!!."

Agnes Monica: Go Merah Putih!!!!!

Mira Lesmana: Jadiiii dooong, menang ataupun kalah :) *TetepTanpaNurdin :p

Luna Maya: *deg degan*. pray for GARUDA:)

Teuku Zacky: Untuk suporter Indonesia, JNGAN BRTINDAK BODOH di GBK agar kita tidak dijatuhi sanksi oleh FIFA. JNGAN gunakan SINAR LASER & JANGAN ANARKIS!

Anji Drive: Banyak yang berteriak ENDONESA, bukan INDONESIA. Tapi seperti Nenek saya yg sering bilang ALKAMDULILAH, saya yakin mereka tulus....

Mona Ratuliu: Rasanya kobaran semangat patriotisme sedahsyat ini baru muncul lg, sejak soekarno dulu... Hidup timnas indonesia!!!! Bangkit garudaku!!!!!

Cynthia Lamusu: Dan Bila memang Ini jadi REJEKI kami...Berilah kami KEMENANGAN,tp kl itu belum jd rejeki kami... Lapangkanlah dada kami utk menerimanya. BISMILLAH... Ya ALLAH... Berikan Kesabaran, Kekuatan dan Kemampuan bermain baik pada TIMNAS Hari ini Ya... ?

Fira Basuki: Naik ojek dulu menembus macet Jakarta. Menuju PS then GBK... Semua demi mendukung timnas.
 
Suasana di GBK, sebelum laga dimulai (jam 15:40). Foto: Alit Mahendra
 
Novita Angie: Selamat berjuang Tim Nas Indonesia! Menang atau kalah apapun hasilnya kami tetap bangga dan cinta padamu...

Bondan Winarno: Mendoakan dr jauh, smoga Timnas memenangi pertandingan, now and always. Go Timnas! Go! Give this Nation your best show! We are proud of you.

Hastag #GarudaFightsBack pun hari ini menjadi Trending Topic menjelang laga nanti malam. Sementara kata #timnas Indonesia juga sempat menjadi trending topics Twitter pada Minggu lalu (19/12) sampai beberapa menit saat laga berlangsung.

Malam nanti saatnya Indonesia berjuang dan menang and it’s time to show from what we are made of, seperti yang diutarakan Bambang Pamungkas dalam blog pribadinya.

Tentu, harapan Bambang adalah doa rakyat Indonesia untuk menang dan bersatu mendukung Timnas Indonesia. Lets say: We can do it tonight dan teriak Garuda Di Dadaku! (bola/kpl/rit)

Keajaiban Itu Ada, Garuda!

Jelang laga melawan Malaysia, beban berat berada di kubu Indonesia. Betapa tidak, meski kali ini menjadi tuan rumah, Garuda Merah Putih wajib unggul dengan selisih minimal empat gol agar bisa meraih gelar juara Piala AFF 2010 ini.

Memang, sekilas target ini tidak mudah. Malaysia kini bukanlah tim yang mereka kalahkan 1-5 di laga pembuka gelaran Piala AFF lalu. Saat ini, Malaysia telah menemukan rasa percaya diri mereka dan menunjukkan bahwa mereka bukanlah sebuah tim yang bisa dipandang sebelah mata.

Namun, fakta ini tidak menggerus keyakinan Firman Utina dkk untuk merebut hasil terbaik pada final kedua AFF Suzuki. "Tentunya kami optimistis menghadapi pertandingan final kedua melawan Malaysia," kata Manajer Timnas Indonesia Andi Darussalam Tabusalla pada jumpa pers jelang pertandingan di Jakarta, Selasa.

"Kami tahu posisi kami tidak bagus karena ketinggalan tiga gol, tapi kami pastikan tim kami akan menyerang terlebih dahulu sejak menit awal," kata Andi kepada situs resmi Piala AFF Suzuki.

Optimisme serupa juga coba diapungkan sosok senior di Garuda Merah Putih, Bambang Pamungkas. Melalui catatan di situs pribadinya, pemain yang akrab disapa Bepe itu berpesan agar rekan-rekannya selalu percaya pada keajaiban sepak bola.

"Kita tentu masih ingat saat partai final Liga Champions di tahun 2004, ketika sebuah tim bernama Liverpool mampu menyarangkan 3 gol ke gawang Nelson de Jesus Silva (Dida) hanya dalam waktu 45 menit. Sehingga memaksa AC Milan menjalani perpanjangan waktu 2 x 15 menit, dan akhirnya harus menyerah melalui adu tendangan penalti," tulisnya.

"Setiap kemenangan akan membuat kita menjadi lebih percaya diri dan lebih baik sebagai sebuah tim. Akan tetapi setiap kekalahan juga mampu membuat kita menjadi lebih dewasa dan lebih kuat, jika kita mampu menyikapinya dengan cara yang bijaksana. Akan selalu ada pelajaran yang dapat kita petik dalam setiap kekalahan," sambung pemain berusia 30 tahun ini.

Lebih lanjut, Bepe menyatakan bahwa Indonesia masih memiliki peluang untuk membalikkan keadaan. Kali ini, mereka akan bermain di depan kurang lebih 80 ribu pendukung yang sangat fanatik dan militan. "Jadi sangat tidak beralasan dan kurang bertanggung jawab rasanya, jika saat ini kita tertunduk lesu dan patah semangat," imbuh Bepe.

Bisa jadi, keajaiban bakal datang di Senayan. Pasalnya, pelatih Malaysia, K. Rajagopal setelah berjanji bahwa timnya bakal tetap menjaga sportivitas dengan tidak bertahan total demi mempertahankan keunggulan mereka.

"Saya selalu menghadapi setiap pertandingan dengan hasrat yang sama, untuk bermain, mencetak gol dan menang. Bahkan, dengan keunggulan tiga gol, kami tidak bisa mematok target hanya bermain imbang kala melawan tim sekelas Indonesia."

"Kami akan mencoba untuk sedikit bermain menyerang dan juga berusaha untuk tetap mengorganisasikan lini pertahanan kami dengan sebaik mungkin. Taktik kami kala menghadapi Vietnam memang nampak sedikit defensif. Namun, kami bakal mencoba untuk mencetak gol dan menempatkan kami di posisi yang lebih kokoh," janji pelatih berusia 54 tahun itu.

Akankah, para penggawa Garuda Merah Putih bakal bisa bekerja keras, menangkap, memanfaatkan keajaiban ini dan meraih gelar juara Piala AFF pertama kali sepanjang sejarah? Layak dinantikan. (bola/den)