Tuesday, March 8, 2011

Tukmenistan VS Indonesia : Mission Impossible Di Asghabat

Tim nasional (timnas) U-23 Indonesia harus mengejar defisit dua gol dari Turkmenistan. Perjuangan berat pun harus dijalani Yongki Aribowo dkk pada leg kedua Pra-Olimpiade 2012 di kandang lawan, hari ini.


Bila ingin bertahan dan melanjutkan perjuangan pada ajang ini,kemenangan besar harus diraih timnas di Stadion Olimpiade Ashgabat.Tapi,kenyataannya, nasib anak asuh Alfred Riedl di ujung tanduk. Kekalahan 1-3 skuad muda Merah Putih pada leg pertama di Stadion Gelora Sriwijaya (SGS) Jakabaring,Palembang,23 Februari lalu,adalah modal negatif.

Semua berefek pada asa Yongki dkk lolos ke fase berikutnya,karena timnas harus menang dengan keunggulan minimal tiga gol. Riedl yang dihadapkan pada kondisi tak menguntungkan terus memompa semangat anak asuhnya.Arsitek asal Austria ini tak ingin Yongki dkk menyerah sebelum bertanding dengan catatan yang menyertai tur mereka ini. ”Menjalani laga di sana dan pulang dengan kemenangan bukanlah pekerjaan mudah.Tapi,kami tetap berusaha agar tidak kalah lagi.Saya harap pemain bisa mengerti,”kata Riedl,sebelum rombongan timnas berangkat pada Minggu (6/3). Suntikan motivasi yang terus dilakukan Riedl sebenarnya terancam 100% tak bisa maksimal.

Penyebabnya,kondisi internal skuad muda Merah Putihyang tak terlalu kondusif sebelum menuju markas pasukan muda Green Men,julukan Turkmenistan. Persoalan cedera pemain,indisipliner sejumlah punggawa,hingga masalah keuangan adalah modal tak bagus timnas. Dendi Santoso harus ditinggal karena cedera berkepanjangan. Tanpa Dendi,timnas juga tak bisa memaksimalkan duo pemain asal Papua. Titus Bonai yang berkostum Persipura Jayapura dicoret Riedl,tiga hari setelah timnas kalah di Palembang. Pemain yang biasa disapa Tibo ini bertindak tak disiplin selama mengikuti pemusatan latihan.Lalu satu lagi amunisi milik Perseman Manokawari Nasution Karubaba.Pemain ini tak kembali ke persiapan timnas dengan alasan ada masalah keluarga.Belum lagi masalah keterbatasan dana.

Timnas berangkat dengan uang pinjaman karena subsidi Rp1,9 miliar yang dijanjikan PSSI belum cair. Tak hanya persoalan teknik,perbedaan suhu yang ekstrem juga menjadi tantangan lain.Dampak negatif kondisi tersebut sebelumnya sempat diantisipasi dengan membawa semua pemain.Namun, indisipliner pemain dan belitan cedera membuat skuad muda Merah Putihharus mengubah skenario. ”Kami menempuh perjalanan ribuan kilometer untuk kalah.Meski peluang bertahan kecil,pertandingan ini tetap penting untuk mengetahui perkembangan pemain.Tidak adanya beberapa pemain kunci membuat permainan sedikit diubah,”lanjutnya. Pola 4-4-2 bakal jadi skema dasar timnas.Minus Tibo,barisan penyerang timnas tinggal berharap kepada empat striker yang ada,Johan Yoga,Aris Alfiansyah,atau Rishadi Fauzi sebagai tandemYongki.

Selain lini depan,stok gelandang juga sangat terbatas lantaran hanya membawa lima pemain.Mereka adalah David Laly, Hendro Siswanto,Egi Melgiansyah, Engelberth Sani,dan Oktovianus Maniani. ”Pilihan penyerang lainnya di antara tiga nama itu.Kami akan menurunkan pemain yang paling siap.Kami tetap berhati-hati.Turkmenistan sangat mobile. Mereka juga bermain di depan pendukungnya.Kami masih optimistis bisa mencetak gol di sana,”tandas Riedl. ● wahyu argia

No comments:

Post a Comment