Tuesday, February 21, 2012

JIKA GUARDIOLA PERGI, MAKA INILAH SOSOK YANG COCOK MENGGANTIKANNYA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVq2qmIDaAPj6Pxi-eBRqmqq_fUPxuZDHJUdYJQPjt6QkK2eK4A2Az2eChK7wx09atiIP-BPNJUlkcQkvEUS9kqE_SwXKklrBsjuwEkzdd30ysoFb-iI2bWQjGsSQjywFH1RhXaPcAR4cK/s1600/1328724429862.jpg
Sedikit bermimpi tapi bukan tidak mungkin terjadi. Musim depan bisa jadi Real Madrid dan Barcelona memulai petualangan baru bersama pelatih anyar. Jose Mourinho digadang-gadang akan kembali ke Chelsea, klub perantauan pertamanya sebagai pelatih utama. Sementara itu, Josep Guardiola yang memperbarui kontrak setahun demi setahun, bukan tidak mungkin memilih untuk menguji kemampuan di liga lain. Serie-A misalnya.

Kalau hal ini yang terjadi, apa yang terjadi? Terutama untuk Barcelona, yang dalam empat tahun dihujani berkah gelar demi gelar yang dipersembahkan oleh Josep Guardiola.

Setidaknya, menurut SPORT, koran lokal pembela Barcelona, ada tiga kandidat kuat pengganti Josep Guardiola. Mereka adalah Luis Enrique (sekarang pelatih AS Roma), Oscar Garcia, dan Xavi Hernandez.

Luis Enrique sebelumnya adalah pelatih Barcelona B. Ia sukses membawa Barcelona B promosi ke Segunda Division. Enrique mengandalkan formasi 4-3-3, sama halnya dengan Guardiola. Jika Enrique kembali ke Barcelona, ia bagaikan Gerard Pique dan Cesc Fabregas yang “diasingkan” terlebih dahulu ke tanah perantauan, demi kembali pada momentum yang tepat.

Oscar Garcia adalah salah satu jebolan akademi La Masia di era Josep Guardiola masih bermain. Oscar yang bermain 7 tahun di Barcelona, menutup karier bersama LLeida pada tahun 2005. Saat ini, Oscar mendapatkan jatah sebagai pelatih Barcelona junior. Jika melihat komitmen Josep Guardiola dan sang presiden, Sandro Rosell yang ingin terus memainkan anak-anak didik akademi Barcelona, Oscar Garcia bisa dijadikan pilihan.

Xavi Hernandez. Nama ini mungkin terkesan ganjil. Xavi masih bermain dan berada dalam performa terbaik. Rasanya, cita-citanya menggantung sepatu masih lama. Namun, bukan tidak mungkin terjadi. Logikanya sama seperti yang terjadi pada Pep Guardiola.

Pep dibesarkan di Barcelona era The Dream Team yang diasuh Johann Cruff. Seolah mewarisi DNA keberhasilan Cruyff, sekali Guardiola diberi kepercayaan memegang tim utama, 13 gelar langsung diberikannya. Mungkin saja Xavi akan mengalami nasib serupa Pep; meskipun tentu hal ini tidak akan terjadi dalam 3-4 tahun ini.

No comments:

Post a Comment