Monday, December 27, 2010

Tuntutan Revolusi PSSI Kembali Bergaung

Gelaran Piala AFF 2010 menjadi cerminan buruknya kinerja PSSI selama ini. Mulai dari karut marut penjualan tiket sampai politisasi prestasi Timnas PSSI menjadi bukti ada yang salah dalam tubuh otoritas tertinggi sepak bola Indonesia ini.

Hal ini mendorong pecinta sepak bola Indonesia menyuarakan rasa keprihatinan mereka atas kinerja PSSI. Tak hanya menjelekkan PSSI, mereka umumnya memberi solusi mudah untuk meningkatkan kinerja PSSI: adanya perombakan di dalam jajaran pengurus organisasi tersebut.

Seperti dikutip dari detik, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menyerukan agar para sesepuh di tubuh PSSI didepak dan diganti orang muda yang lebih profesional dan bebas dari kepentingan politik praktis. Ray menambahkan, PSSI harus dikembalikan menjadi organisasi sepak bola yang netral dan independen.

"Harus ada perubahan total. Keluarkan para politisi di PSSI, bersihkan. Orang tua diganti orang muda yang profesional dan independen," kata Ray.

Lebih lanjut, Ray menilai bahwa sekarang ini, para politisi berlomba-lomba mengklaim kecintaan mereka terhadap sepak bola sehingga mulai mengganggu pertumbuhan timnas. Ia menyarankan agar timnas diperlakukan sewajarnya dan tidak diekspos secara berlebihan.

"Ada andil politisi yang rebutan perhatian timnas tanpa mereka memikirkan akibatnya seperti apa," imbuhnya sambil mengkritisi dua kegiatan timnas yang tidak ada hubungan dengan sepak bola, yaitu sarapan bersama Aburizal Bakrie dan istighosah.

Sekadar diketahui, struktur kepengurusan PSSI memang diisi oleh beberapa politisi, yang sebagian bahkan bermasalah. Dalam susunan pengurus PSSI Periode 2009-2011, tercantum beberapa nama anggota parpol. Bahkan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid juga tercatat sebagai Koordinator Wilayah Sulawesi DPP Partai Golkar. (detik/bola/den)

No comments:

Post a Comment